A.Bentuk-Bentuk
Perubahan Sosial Budaya
1. Pengertian
Perubahan sosial adalah suatu
keadaan di mana terjadi ketidak sesuaian di antara unsur-unsur yang ada dalam
kehidupan sosial yang saling berbeda sehingga tercapai keadaan yang tidak
serasi fungsinya bagi kehidupan.
Unsur-unsur sosial dalam masyarakat
meliputi berikut ini.
© Nilai-nilai sosial
v Norma-norma sosial
© Pola-pola perikelakuan
v Organisasi
© Susunan lembaga-lembaga
kemasyarakatan
v Lapisan-lapisan dalam masyarakat
© Kekuasaan dan wewenangan
v Interaksi sosial
© Hubungan sosial
Perubahan kebudayaan adalah suatu keadaan dimana
terjadi ketidak sesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang saling
berbeda,sehingga tercapai keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan.
Unsur-unsur kebudayaan di kenal sebagai tujuh
unsur yang universal,yaitu sebagai berikut.
© Bahasa
© Sistem pengtahuan
© Organisasi sosial
© Sistem peralatan hidup dan teknologi
© Sistem ekonomi dan mata pencaharian
© Sistem religi
© Kesenian
2. Sifat dan Ciri Perubahan
Sifat perubahan yang terjadi dalam
masyarakat adalah sebagai berikut.
Ø Merupakan hal yang wajar
Ø Mesti harus terjadi
Ø Gejala bersifat umum
Ø Selama masih ada masyarakat mesti
akan mengalami perubahan
Ø Menarik,Menyolok,atau hanya
biasa-biasa saja
Ø Ada yang pengaruhnya terbatas,atau berpengaruh
luas
Ø Bisa lambat bisa cepat
Ø Bisa diamati atau sama sekali tidak
di sadari.
Proses-proses
perubahan sosial
yang terjadi dapat diketahui karena adanya ciri-ciri tertentu,antara lain
sebagai berikut.
v Tidak ada masyarakat yang berhenti
perkembanagannya,oleh karna setiap masyarakat mengalami perubahan-perubahan
yang terjadi secara lambat atau secara cepat.
v Perubahan-perubahan yang terjadi pada
lembaga kemasyarakatan tertentu,akan diikuti dengan perubahan-perubahan pada
lembaga-lembaga sosial lainnya.Karena lembaga-lembaga sosial tadi sifatnya
interpenden,maka sulit sekali untuk mengisolasi perubahan pada lembaga-lembaga
sosial tertentu,proses yang dimulai dan proses selanjutnya merupakan suatu mata
rantai.
v Perubahan-perubahan sosial yang
cepat,biasanya mengakibatkan terjadinya disorganisasi yang sementara sifatnya
di dalam proses penyesuaian diri.Di sorganisasi tersebut akan diikuti oleh
suatu reorganisasi yang mencakup pemantapan kaidah-kaidah dan nilai-nilai lain
yang lain yang baru.
v Perubahan-perubahan tidak dapat di
batasi pada bidang kebendaan atau bidang spiritual saja,oleh karena kedua
bidang tersebut mempunyai kaitan timbal balik yang sangat kuat.
v Secara tipilogis maka
perubahan-perubahan sosial dapat di kategorikan sebagai proses sosial (social process),segmentasi
(segmentation),perubahan stuktural.
(structural change),dan
perubahan dalam struktur kelompok (changes in group stucture).
3. Bentuk Perubahan Sosial dan Kebudayaan
Ada berbagai bentuk
perubahan sosial budaya yang dapat dikelompokkan sebagai berikut.
a. Berdasarkan Kecepatan Perubahan
1).
Evolusi
Evolusi adalah perubahan-perubahan
yang memerlukan waktu yang lama,dimana terdapat suatu rentetan perubahan-perubahan
kecil yang saling mengikuti dengan lambat.
2).
Revolusi
Revolusi adalah perubahan-perubahan yang cepat,yang mengenai
dasar-dasar atau sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat.Di dalam revolusi,perubahan-perubahan
yang terjadi dapat di rencanakan
terlebih dahulu maupun tanpa rencana.
Secara Sosiologis,agar suatu revolusi dapat terjadi,maka
harus di penuhi syarat-syarat tertentu,antara lain sebagai berikut.
ü Harus ada keinginan umum untuk
mengadakan suatu perubahan.
ü Adanya seorang pemimpin atau
sekelompok orang yang dianggap mampu memimpin masyarakat tersebut.
ü Pemimpin tersebut dapat menampung
keinginan-keinginan umum,untuk kemudian merumuskan serta menegaskan rasa tidak
puas dari masyarakat,untuk dijadikan program dan arah bagi geraknya masyarakat.
ü Pemimpin tersebut harus dapat
menunjukkan suatu tujuan pada masyarakat.
ü Harus ada “momentum” untuk revolusi,yaitu suatu saat di mana segala keadaan
dan faktor adalah baik sekali untuk mulai dengan gerakan revolusi.Apabila
“momentum” yang di pilih keliru,maka revolusi dapat gagal.
b. Berdasarkan Besar Kecilnya Pengaruh yang
Ditimbulkan
1).
Perubahan-perubahan yang Kecil
Pengaruhnya
Perubahan-perubahan yang
kecil pengaruhnya adalah
perubahan-perubahan pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh
langsung atau pengaruh yang berarti bagi masyarakat.
2).
Perubahan-perubahan yang Besar
Pengaruhnya
Perubahan-perubahan yang Besar
Pengaruhnya adalah perubahan-perubahan pada unsur-unsur struktur sosial yang
membawa pengaruh langsung atau pengaruh yang
berarti bagi masyarakat.
c. Berdasarkan Ada Tidaknya Perencanaan Perubahan
1). Perubahan yang Dikehendaki
(Intended-Change) Atau Perubahan yang Direncanakan (Planned-Change)
Perubahn yang dikehendaki (intended-change)
atau perubahan yang direncanakan (planned-change)
merupakan perubahan yang diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih
dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan di dalam
masyarakat.Pihak-pihak yang menghendaki perubahan dinamakan agent of change,yaitu seseorang atau
sekelompok orang yang mendapat kepercayaan dari masyarakat sebagai pemimpin
satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Suatu perubahan yang dikehendaki atau yang
direncanakan,selalu berada di bawah pengendalian serta pengawasan agent of change
tersebut.Cara-cara untuk memengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan
di rencanakan terlebih dahulu,di namakan social engineering atau sering pula
dinamakan social plainning.
2).
Perubahan-perubahan Sosial yang Tidak Dikehendaki (Uninteded-Change) atau
Perubahan yang Tidak Direncanakan (Unplanned-Change)
Perubahan-perubahan sosial yang tidak di kehendaki (uninteded-change) atau perubahan yang
tidak di rencanakan (unplanned-change)
merupakan perubahan-perubahan yang terjadi tanpa dikehendaki serta berlangsung
di luar jankauan pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya
akibat-akibat sosial yang tidak di harapkan oleh masyarakat.
4. Teori-Teori Tentang Perubahan Sosial
Beberapa teori tentang
perubahan sosial adalah sebagai berikut.
a. Teori Evolusi (Evolutionary
Theory)
Tokoh yang berpengaruh pada teori ini adalah Emile Durkheim dan Ferdinand Tonnies.Durkheim berpendapat bahwa perubahan karna
evolusi memengaruhi cara pengorganisasian masyarakat,terutama yang berhubungan
dengan kerja.Adapun Tonnies memandang bahwa masyarakat berubah dari masyarakat
sederhana yang mempunyai hubungan erat dan kooperatif menjadi tipe masyarakat
besar yang memilki hubungan yang terspesialisasi dan impersonal.Teori ini hanya
menjelaskan bagaimana perubahan terjadi tanpa mampu menjelaskan mengapa
masyarakat berubah.
b. Teori Konflik (Conflict Theory)
Tokoh dalam teori ini adalah Ralf Dahrendorf.Ia berpendapat
bahwa semua perubahan sosial merupakan hasil dari konflik kelas di
masyarakat.Ia yakin bahwa konflik dan pertentangan selalu ada dalam setiap
bagian masyarakat. Menurut pandangannya,prinsip dasar teori konflik,yaitu
konflik sosial dan perubahan sosial,selalu melekat dalam struktur
masyarakat.Menurut teori ini,konflik berasal dari pertentangan kelas antara
kelompok tertindas dan kelompok penguasa sehingga akan mengarah pada perubahan
sosial.Teori ini berpedoman pada pemikiran Karl Marx yang menyebutkan bahwa konflik
kelas sosial merupakan sumber yang paling penting dan berpengaruh dalam semua
perubahan sosial.
c.
Teori
Fungsionalis (Functionalist Theory)
Teori fungsionalis berusaha melacak penyebab perubahan sosial
sampai ketidak puasan masyarakat akan kondisinya yang secara pribadi
memengaruhi mereka.Teori ini berhasil menjelaskan perubahan sosial yang
tingkatnya moderat.
Konsep kejutan budaya (cultural
lag) dari William Ogburn
berusaha menjelaskan
perubahan sosial dalam kerangka fungsionalis ini.Menurutnya,meskipun
unsur-unsur masyarakat saling berhubungan satu sama lain,beberapa unsur lainnya
tidak secepat itu sehingga tertinggal di belakang.Ketertinggalan itu menjadikan
kesenjangan sosial dan budaya antara unsur-unsur yang berubah sangat cepat dan
unsur-unsur yang berubah lambat.Kesenjangan ini akan menyebabkan adanya kejutan
sosial dan budaya pada masyarakat.
Ogburn menyebutkan perubahan teknologi biasanya lebih cepat
daripada perubahan budaya nonmaterial seperti kepercayaan,norma,nilai-nilai
yang mengatur masyarakat sehari-hari.Oleh karena itu,dia berpendapat bahwa
perubahan teknologi seringkali menghasilkan kejutan budaya yang pada gilirannya
akan memunculkan pola-pola perilaku yang baru.meskipun terjadi konflik dengan
nilai-nilai tradisional.
d.
Teori
Sikilis (Cyclical Theory)
Teori ini mempunyai perspektif (sudut pandang)
yang menarik dalam melihat perubahan sosial.Teori ini beranggapan bahwa
perubahan sosial tidak dapat di kendalikan sepenuhnya oleh siapapun,bahkan
orang-orang ahli sekalipun.Dalam setiap masyarakat terdapat siklus yang harus
diikutinya.Menurut teori ini kebangkitan dan kemunduran suatu peradapan
(budaya) tidak dapat di elakkan,dan tdak selamanya perubahan sosial
membawakebaikan.
Oswald
Spengeler mengemukakan teorinya bahwa setiap masyarakat berkembang melalui
empat tahap perkembangan setiap pertumbuhan manusia,yaitu masa
kanak-kanak,remaja,dewasa dan tua.Ia merasa bahwa mayarakat barat telah mencapai `masa kejayaan’ pada
masa dewasa,yaitu selama zaman kemunduran menuju ke masa ` tua’.
Arnold
Toynbee,ejarawan inggris,menambahkan bahwa kebangkitan dan kemunduran suatu
peradapan bisa dijelaskan melalui konsep-konsep masyarakat yang saling
berhubungan satu sama lain, yaitu tantangan dan tanggapan (challege and
response).Dia mengamati bagaimana tiap-tiap masyarakat menghadapi
tantangan-tantangan tersebut,maka mayarakat itu akan bertahan dan
berkembang.Sebaliknya,jika tidak maka akan mengalami kemunduran dan akhirnya
punah.Menurut Toynbee,jika suatu tantangan sudah biasa diatasi akan muncul
tantangan baru lainnya yang harus dihadapi mayarakat dalam bentuk interaksi
timbal balik dengan lingkungannya.
B. Faktor
Pendorong,Penghambat,dan Penyebab Perubahan Sosial
1. Faktor Pendorong Perubahan Sosial
Ada berbagai faktor pendorong terjadinya
perubahan sosial,yaitu sebagai berikut.
a. Kontak dengan budaya lain
Kontak dengan negara lain akan
mendorong terjadinya perubahan,karena unsur-unsur kebudayaan tersebut akan
saling menyebar dari masyarakat satu ke masyarakat lainnya.Peristiwa itu di sebut
difusi,yaitu suatu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari orang
perorangan kepada perorangan lain,dan dari satu masyarakat ke masyarakat lain.
Antara difusi dan akulturasi
terdapat persamaan dan perbedaan.Persamaannya adalah bahwa kedua proses
tersebut memerlukan adanya suatu kontak.Tanpa suatui kontak tidak mungkin kedua
proses tersebut berlangsung.Akan tetapi dalam proses difusi berlansung kontak
tersebut tidak perlu ada secara langsung atau kontinu,sedangkan akulturasi memerlukan
hubungan yang dekat,langsung serta kontinu(ada kesinambungan).
b. Sistem Pendidikan Formal yang Maju
Pendidikan mengajarkan manusia untuk
dapat berfikir secara objektif,yang akan dapat memberikan kemampuan baginya
untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya akan dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan zaman atau tidak.
c. Sikap Menghargai Hasil Karya Seseorang dan
Keinginan-keinginan untuk Maju
d. Toleransi terehadap Perbuatan-perbuatan yang
menyimpang (Deviation) yang bukan Merupakan Delik
Artinya apabila masyarakat menerima
suatu bentuk tindakkan yang berbeda dari kebiasaan masyarakat yang perbuatan
tersebut bukan berupa kejahatan.
2.
Faktor
Penghambat Perubahan Sosial
Faktor penghambat perubahan yang
menghalangi terjadinya perubahan-perubahan (resistance to change) antara lain
sebagai berikut:
a.
hubungan dengan
masyarakat-masyarakat lain
Kehidupan yang
terasing dari masyarakat menyebabkan masyarakat tersebut tidak mengetahui
perkembangan-perkembangan apa yang terjadi di masyarakat lain yang mungkin akan
memperkaya kebudayaan sendiri.
b.
Perkembangan ilmu
pengetahuan
Hal ini mungkin
disebabkan oleh karna hidup masyarakat tersebut terasing dan tertutup atau
mungkin karena lama dijajah oleh masyarakat lain.
c.
Sikap masyarakat
yang sangat tradisional
Suatu sikap yang
mmengagungkan tradisi dari masa lampau serta anggapan bahwa tradisi tersebut
secara mutlak tidak dapat diubah,menghambat jalan proses perubahan
d.
Adanya
kepentingan-kepentingan yang telah tertanam sangat kuat
Dalam masyarakat
terdapat kelmpok sosial tertentu yang dianggap lebih tinggi.Mereka menikmati
posisi tersebut dan berusaha mempertahankannya sehingga menutup diri dengan
perubahan-perubahan.
e.
Rasa takut akan
terjadi kegoyahan pada integrasi kebudayaan
Unsur-unsur dari
luar dikhawwatirkan akan mengoyahkan integrasi kebudayaan menebabkan
perubahan-perubahan pada aspek-aspek tertentu di dalam masyarakat
f.
Prasangka
terhadap hal-hal baru atau asing atau sikap yang tertutup
Sikap yang
dewmikian banyak dijumpai pada masyarakat yang pernah dijajah
g.
Hambatan-hambatan
yang bersifat ideologis
Setiap usah yang
berkaitan dengan kerohanian bisanya
diartikan sebagai usaha berlawanan
dengan ideologi masyarakat.
h.
Adat atau
kebiasaan
Adat istiadat
yang dipegang teguhkadang akan menghambat adanya perubahan.
i.
Nilai bahwa hidup
ini pada hakikatnya buruk dan tidak mungkin diperbaiki
3.FAKTOR
PENYEBAB PERUBAHA SOSIAL BUDAYA
A.FAKTOR EKSTERNAL
ü Bertambahnya atau berkurangnya penduduk
ü Penemuan-penemuan baru
ü Pertentangan (conflict)
ü Terjadinya pemberontakan atau revolusi di
dalam tubuh masyarakat itu sendiri
B.FAKTOR INTERNAL
ü Penyebab yang berasal dari lingkungan alam
fisik yang ada disekitar manusia
ü Peperangan
ü Pengaruh kebudayaan maasyarakat lain
·
Akulturasi
·
Difusi
·
Penetrasi
·
Invasi
·
Asimilasi
·
Hibridasi
·
Milenarisasi
·
Adaptasi
·
Imitasi
C. Tipe Perilaku Masyarakat Dalam Menyikapi Perubahan
1. Tipe-Tipe Masyarakat dalam Menyikapi
Perubahan
Menurut Selo Soemarjdan,pengaruh perubahan sosial
budaya terhadap perilaku masyarakat adalah sebagai berikut.
a.Hasrat akan perubahan sosial dapat berubah
menjadi tindakan untuk mengubah keadaan kalau ada rangsangan yang cukup kuat
untuk mengatasi hambatan-hambatan yang merintangi tahap permulaan proses
perubahan.
b.
Orang yang
mengalami tekanan dari luar cenderung untuk mengalihkan agresi balasan mereka
dari sumber tekanan yang sebenarnya ke sasaran material yang menghimpitnya
membuat orang-orang yang tertekan ini secara agresif merusak toko-toko.
c. Orang
dapat menolak perubahan karena hal-hal berikut.
1). Mereka tidak
memahami
2). Perubahan itu
bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada
3). Khawatir akan
resiko yang di alaminya apabila terjadi perubahan
4). Perubahan itu
di tolak oleh para pelopor perubahan
d. Perubahan cenderung menimbulkan ketegangan
e. Perubahan di prakarsai oleh pelopporyang
bebas dari kepentingan pribadi cenderung berhasil.
f. Perubahan yang dimulai dengan pertukaran
pikiran
g. Perubahan dari pelapisan sosial yang
tertutup menjadi terbuka dan di ikuti oleh perubahan komunikasi vertikal satu arah menjadi dua arah
Proses
disintegrasi sebagai akibat perubahn sosial dapat terjadi dalam beberapa
bentuk,yaitu sebagai berikut.
a.
Anomie,yaitu
suatu keadaan tanpa adanya pegangan yang pasti
b.
Cultural
lag,yaitu suatu keadaan yang merujuk adanya perbedaan taraf kemajuan antara
satu bagian dan bagian lain dalam suatu kebuadyaan
c.
Meskizo
Culture,yaitu suatu keadaan dimana perubahan terjadi dengan menerima sesuatu
yang di anggap baru namun penerimaan ini hanya sebatas bentuknya saja sementara
norma-norma yang di anut masih norma lama
Terjadinya
disentigrasi sosial dalam masyarakat sering di tandai gejala awal sebagai
berikut.
a.
Tidak adanya
persamaan pandangan di antara para anggota masyarakat mengenai tujuan yang
dijadikan pedoman atau pegangan hidup masyarakat.
b.
Norma-norma
sosial dalam masyarakat tidak dapat berfungsi sebagai alat pengendalian
sosial,bahkan sering terjdi perterntangan diantara norma-norma yang ada dalam
masyarakat.
c.
Para anggota
masyarakat merasakan kesulitan untuk menyesuaikan dirinya dengan norma-norma
dan tujuan masyarakat.
d.
Timbul
pertentangan atau kobflik di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat yang
dapat berlanjut kepada terjadinya perpecahan sosial.
Dalam masyarakat yang mengalami
perubahan sosial akan terjadi berbagai kemungkinan.Bial perubahan terjadi dalam
situasi aman,tertib,tanpa menimbulkan situasi ketidakpastian,maka perubahan
tersebut bersifat positif.Apabila perubahan tersebut menimbulkan situasi
ketidak pastian,bahkan pertikaian dalam masyarakat,maka perubahan tersebut
bersifat negatif.Menyikapi pengaruh perubahan sosial budaya maka sikap kita,antara
lain sebagi berikut.
a.
Bersikap selektif
dalam menerima pengaruh budaya lain
b.
Berfikir yang
ilmiah terhadap perubahan
c.
Mendorong
perubahan tersebut ke arah yang lebih baik
d.
Menerima
perubahan yang mengarah pada peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan umat
manusia
2.Contoh perilaku masyarakat
sebagai akibat adanya perubahan sosial budaya
Syarat-syarat modernisasi,antara lain sebagai berikut.
a.
Cara berfikir
melembagakan kalangan ilmiah
b.
Sistem
administarasi yang baik
c.
Adanya birokrasi
d.
Bank data berkesinambungan
e.
Komunikasi massa
f.
Kemampuan
mengorganisasi
g.
Sentralisasi
wewenang
Ciri-ciri masyarakat modern,antara lain sebagai
berikut.
a.
Hubungan
didasarkan kepentingan
b.
Terbuka dengan
masyarakat lain
c.
Memanfaatkan
iptek untuk ke sejahteraan hidup
d.
Profiesonal
e.
Pendidikan formal
tinggi
f.
Mendasarkan hukum
tertulis
g.
Ekonomi pasar
h.
Sikap menerima
perubahan
i.
Peka terhadap
masalah
j.
Mengandalkan
informasi
k.
Berorientasi pada
masa depan
l.
Peka perencanaan
m.
Tidak menyerah
pada nasib
n.
Menyadari hak-hak
dan kewajiban
o.
Menghormati orang
lain
p.
Menghargai waktu
Faktor-faktor yang memengaruhi modernisasi,antara lain
sebagai berikut
a.
Perkembangan ilmu
pengetahuan
b.
Perkembangan
teknologi
c.
Perkembangan
industri
d.
Perkembangan
ekonomi






Tidak ada komentar:
Posting Komentar